Teoriasam-basa keras dan lunak, dikenal juga sebagai konsep asam-basa Pearson, digunakan dalam kimia untuk menjelaskan stabilitas senyawa, mekanisme dan jalur reaksi.Ini menetapkan istilah 'keras' atau 'lunak', dan 'asam' atau 'basa' untuk spesies kimia. 'Keras' berlaku untuk spesies yang kecil, memiliki kondisi muatan tinggi (kriteria muatan terutama berlaku untuk asam, pada tingkat yang
0% found this document useful 0 votes393 views9 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes393 views9 pagesSoal Asam Basa Dan Stoikiometri LarutanJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.CN- + H 2 O → HCN CN - berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori . A. Arrhenius. B. Bronsted-Lowry. C. Lewis. D. Bronsted-Lowry dan Lewis. E. E. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Diposting oleh Unknown di 15.31 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Halo Fajar R, Hal tersebut sesuai dengan teori asam basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry. Agar lebih paham, simak pembahasan berikut yaa Perhatikan pada reaksi tersebut, ion CN- menerima satu ion H+ dari H2O sehingga CN- di akhir reaksi berubah menjadi HCN, sedangkan H2O yang telah kehilangan satu ion H+ berubah menjadi OH- di akhir reaksi. Berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry, asam adalah spesi yang mendonorkan ion H+ atau proton ke pasangan reaksinya, sedangkan basa adalah spesi yang menerima ion H+ atau proton dari pasangan reaksinya. Dengan demikian, ion CN- berlaku sebagai basa pada reaksi tersebut sesuai dengan teori asam basa Bronsted Lowry. Sedangkan H2O bersifat sebagai basa pada reaksi tersebut. Agar lebih jelas, perhatikan gambar terlampir. Terimakasih sudah bertanya di Roboguru, semoga terbantu D Novem. Asam Basa - Pengertian, Teori, Derajat Keasaman (PH) dan Reaksinya - Materi yang sangat kompleks dan menjadi dasar saat siswa belajar pada kelas 11 SMA Semester 2. Jadi usahakan jangan sampai kamu tertinggal ataupun tidak paham materi asam basa karena sangat sulit untuk mengerti pada materi berikutnya.
ULANGAN HARIAN KIMIA KELAS XI MIA ASAM DAN BASA 1. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan yang p H-nya = 3 – log 2 adalah … A. 2 × 10 – 2 M D. 0,0001 M B. 3 × 10 – 3 M E. 0,003 M C. 2 × 10 – 3 M 2. Hasil percobaan warna lakmus dalam larutan sebagai berikut. Berdasarkan data di atas, maka larutan yang bersifat asam adalah … . A. 3, 5, dan 6 D. 1, 3, dan 6 B. 3, 4, dan 6 E. 1, 2, dan 6 C. 2, 4, dan 6 3. Jika p H larutan 0,01 M suatu asam lemah HA adalah 3,5 maka tetapan asam Ka adalah … . A. 1 × 10 – 3 D. 1 × 10 – 7 B. 2 × 10 – 3 E. 1 × 10 – 8 C. 1 × 10 – 5 p H larutan 0,74 gram CaOH2 Ar Ca = 40, O = 16, dan H = 1 dalam 500 mL larutan adalah … . A. 2 – log 4 D. 12 – log 4 B. 2 + log 4 E. 12 + log 4 C. 11 + log 4 5. p H larutan asam etanoat 0,3 M Ka = 2 × 10 – 5 adalah … . A. 3 – log 2 D. 2 – log 2 B. 1 – log 2 E. 5 – log 2 C. 4 – log 4 6. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, H 2 O akan bersifat … . A. asam terhadap NH 3 B. asam terhadap HCl C. asam terhadap CH 3 COOH D. basa terhadap NH 3 E. asam terhadap H 2 S 7. pada reaksi HCl + H 2 O → H 3 O + + Cl – , pasangan yang merupakan asam-basa konjugasi adalah ... . A. HCl dan Cl – D. H 3 O + dan Cl – B. H 2 O dan H 3 O + E. H 2 O dan Cl – C. HCl dan H 3 O + 8. Di antara spesi berikut, yang tidak mungkin berlaku sebagai asam Bronsted- Lowry adalah … . 4+ D. CO 32- 2 O E. H 2 CO 3 C. HCO 3- 9. Dalam persamaan reaksi CN – + H 2 O → HCN + OH – CN – berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori … . A. Arrhenius B. Bronsted-Lowry C. Lewis D. Bronsted-Lowry dan Lewis E. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis 10. Di antara pernyataan berikut, yang kurang tepat tentang asam adalah ... . A. mempunyai rasa asam B. tergolong elektrolit kuat C. korosif D. dapat menetralkan basa E. mempunyai p H lebih kecil dari 7 11. Diantara kelompok asam berikut, yang bervalensi dua adalah … . A. asam nitrat, asam cuka, dan asam fosfat B. asam sulfit, asam karbonat, dan asam asetat C. asam nitrat, asam klorida, dan asam sulfat D. asam sulfat, asam sulfida, dan asam karbonat E. asam sulfat, asam fosfat, dan asam nitrat 12. Suatu 1arutan basa lemah MOH mempunyai konsentrasi 0,1 M. Jika tetapan ionisasi Kb basa lemah itu 10^-5 maka pH larutan itu adalah …. A. 3 D. 11
Diantara spesi berikut, yang tidak mungkin berlaku sebagai asam Bronsted-Lowry adalah . NH 4 + d. CO 3 2- H 2 O e. H 2 CO 3; HCO 3 - Dalam persamaan reaksi: CN - + H 2 O → HCN + OH - CN - berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori . Arrhenius; Bronsted-Lowry; Lewis; Bronsted-Lowry dan Lewis; Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis CN - berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori..... 11. Tentukan pH larutan jika diketahui konsentrasi ion H + a. 0,5 M b. 0,002 M c. 6 x 10 -4 M d. 0,0235 M 12. Tentukan pH larutan HCl dengan konsentrasi sebesar 1 x 10 -8 M! petunjuk [H + ] yang berasal dari ionisasi air tidak dapat diabaikan 13. Suatu larutan mengandung asam asetat CH3COOH; Ka = 1 x 10 -5 M dan asam benzoat C6H5COOH; Ka = 6 x 10 -5 M. Tentukan [H + ], [CH3COO - ], dan [C6H5COO - ] dalam larutan itu! petunjuk [H + ] = [CH3COO - ] + [C6H5COO - ] 14. Suatu larutan cuka mengandung 6% CH3COOH. Jika diketahui massa jenis cuka makan itu adalah 1 kg L -1 , tentukan volume cuka itu yang harus diencerkan untuk membuat 100 mL larutan dengan pH = 4, Ka CH3COOH = 1 x 10 -5 . petunjuk kemolaran larutan dapat dihitung dengan rumusM=ρx10x %/Mt 265Page 2 and 3 Ratna dkk KIMIA JILID 2 SMK DirektoPage 4 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjPage 8 and 9 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........Page 10 and 11 Orde Reaksi ..................Page 12 and 13 Reaksi yang meliputi perubahan padaPage 14 and 15 Sinar alfa merupakan radiasi partikPage 16 and 17 1Bq = 1 dps dps = disintegrasi per Page 18 and 19 sistem biologi. Oleh karena radioisPage 20 and 21 alat kedokteran. Sterilisasi denganPage 22 and 23 ahan tersebut. Tekhnik ini berdasarPage 24 and 25 Atom karbon dapat membentuk empat iPage 26 and 27 hidrokarbon jenuh yang mengandung iPage 28 and 29 Selisih antara suku satu dan suku bPage 30 and 31 Kalau kita membuat molekul butana dPage 32 and 33 Kadang-kadang terdapat lebih dari sPage 34 and 35 Kedua atom H di bawah harus dibebasPage 36 and 37 Tabel Isomer Butena 1-butena 2Page 38 and 39 • Hidroborasi - oksidasi • SintPage 40 and 41 karbonil, C = O. Gugus ini dimilikiPage 42 and 43 Dalam sistem IUPAC, keton diberi akPage 44 and 45 Asam-asam bersubstitusi diberi namaPage 46 and 47 Perhatikan bahwa bagian R dari guguPage 48 and 49 angkap berubah menjadi ikatan tunggPage 50 and 51 c. Reaksi dehidrohalogenasi RANGKUMPage 52 and 53 13 ASAM, BASA DAN BUFFER Standar KoPage 54 and 55 Aktivitas siswa Petunjuk a. LakukPage 56 and 57 Definisi-definisi asam dan basPage 58 and 59 asa CaO adalah pemberi oksida asaPage 60 and 61 Contoh Kekuatan asam dan basPage 62 and 63 Contoh • Hitung pH dari 100 mL Page 64 and 65 Jawab [OH - ] = b. b K C = 10Page 66 and 67 Konsentrasi awal M 0,200 Page 70 and 71 14. BATU BARA Batu bara adalah sisaPage 72 and 73 membentuk bitumen’ atau antPage 74 and 75 diambil secara ekonomis. Setelah mePage 76 and 77 dengan permukaan tanah. Metode tambPage 78 and 79 Dari tabel di atas dapat diketahui Page 80 and 81 KLASIFIKASI BATU BARA Gambar Page 82 and 83 erkilauan luster metallic, menganPage 84 and 85 Gambar Peristiwa Lumpur LapinPage 86 and 87 dipakai oleh para pencinta alam danPage 88 and 89 • mengurangi endapan karbon TabPage 90 and 91 15. POLIMER Definisi Polimer Page 92 and 93 1. Polimerisasi Adisi Polimerisasi Page 94 and 95 2. Polimerisasi Kondensasi Pada polPage 96 and 97 M + M + .... → -[M-M-M-M]- MonomePage 98 and 99 LATIHAN SOAL 1. Jelaskan arti dari Page 100 and 101 16. PLASTIK Definisi Plastik Page 102 and 103 Polyetylene ada 2 jenis, yaitu liniPage 104 and 105 Kegunaan dan sifat - kantong plasPage 106 and 107 - botol minuman berkarbonasi - botoPage 108 and 109 Latihan Soal 1. Jelaskan arti dari Page 110 and 111 17. DETERGEN Definisi DeterjePage 112 and 113 kalsium dan magnesiumnya tidak mengPage 114 and 115 Tabel Jenis bahan tambahan dePage 116 and 117 LATIHAN SOAL 1. Jelaskan arti dari Page 118 and 119 18. CAT Cat adalah istilah umum yanPage 120 and 121 Gambar Homogeniser Gambar 122 and 123 19. MINYAK BUMI 1. Pendahuluan MinyPage 124 and 125 - Pelarut dry cleaning pencuci 126 and 127 Pemisahan minyak mentah ke dalam koPage 128 and 129 . Bensin Bensin dapat dibuat denganPage 130 and 131 2. Bahan Ekstraksi, Pelarut dan PemPage 132 and 133 Minyak gas juga digunakan sebagai Page 134 and 135 Pada arah yang kedua CO2 dibebaskanPage 136 and 137 dekarboksilasi dan dehidratasi. SemPage 138 and 139 pakaian yang terbuat dari benang siPage 140 and 141 Gambar Struktur molekul glukoPage 142 and 143 20 BATU KAPUR, SEMEN DAN KERAMIK KoPage 144 and 145 Gambar Silt Calcite CaPage 146 and 147 Sedangkan calcite sekunder dihasilkPage 148 and 149 Air permukaan ikut turun dan menjadPage 150 and 151 Macam-macam batu kapur BeberPage 152 and 153 Gambar Coquina Gambar BPage 154 and 155 Kegunaan batu kapur Gambar 2Page 156 and 157 Gambar Industri kimia Gambar Page 158 and 159 Semen Pasti Anda pernah melihaPage 160 and 161 Gambar Batu kapur Gambar 162 and 163 Semen modern Gambar MonolithiPage 164 and 165 dijadikan mortar dengan tambahan paPage 166 and 167 Gambar Batuan Portland di MutPage 168 and 169 Klasifikasi semen Semen modePage 170 and 171 dimanfaatkan untuk membuat beton yaPage 172 and 173 90 %, sedikit kalsium sulfat untukPage 174 and 175 Pembuatan Clinker Gambar BagaPage 176 and 177 Pembuatan Semen Untuk memperoleh prPage 178 and 179 Begitu semen Portland dicampur dengPage 180 and 181 Industri semen Gambar Page 182 and 183 Pengaruh pada penduduk setempat ProPage 184 and 185 mencakup semua bahan bukan logam daPage 186 and 187 Gambar Kuarsa flint KomposiPage 188 and 189 1877 Contoh pertama riset material Page 190 and 191 Tentu saja ada pengecualian sifat uPage 192 and 193 material keramik seperti ini menghaPage 194 and 195 Material yang berwarna dihasilkan dPage 196 and 197 Gambar Refractory Gambar 198 and 199 glass lunak dimasukkan cetakan penePage 200 and 201 Teknik pembentukan keramik meliputiPage 202 and 203 Tape Casting Gambar Drain caPage 204 and 205 Keuntungan pemakaian metode gel-casPage 206 and 207 Selain powder, green body juga dapaPage 208 and 209 • Keramik seperti alumina dan borPage 210 and 211 ini direkatkan pada tulang dan jariPage 212 and 213 Logam dan jaman 21. LOGAM KompetesiPage 214 and 215 sebuah sisi yang lebih tajam. KarenPage 216 and 217 Logam alkali dan alkali tanah Page 218 and 219 o Contoh ion kalsium, Ca 2+ , is Page 220 and 221 o Perubahan tingkat oksidasi M danPage 222 and 223 Magnesium hidroksida dan kalsium hiPage 224 and 225 Ms + 2H + aq → M 2+ aq + H2Page 226 and 227 sodium hydrogencarbonat 'sodium biPage 228 and 229 Bijih logam dan Mineral BIJIH Page 230 and 231 Coke dibakar di dasar dan udara panPage 232 and 233 Bijih aluminium dan ekstraksi alumiPage 234 and 235 Bijih seng dan ekstraksi seng AlumiPage 236 and 237 Ion negative klorida berpindah menuPage 238 DAFTAR PUSTAKA Nicholls L., Ratclif Dalamreaksi berikut ini CN aq H 2 O l HCN aq OH aq CN berlaku sebagai basa. Dalam reaksi berikut ini cn aq h 2 o l hcn aq oh aq. School Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin; Course Title KIMIA 050; Uploaded By trisdamila. Pages 9 This preview shows page 2 - 5 out of 9 pages. Mulai sejak Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia netral Teori bersut–basa keras dan panjang usus, dikenal juga ibarat konsep cemberut-basa Pearson, digunakan dalam ilmu pisah buat menjelaskan pengukuhan senyawa, mekanisme dan kolek reaksi. Ini menetapkan istilah keras’ atau panjang hati’, dan asam’ atau basa’ bagi varietas kimia. Keras’ berlaku untuk spesies yang kecil, memiliki kondisi beban tinggi kriteria tanggung terutama bertindak kerjakan cemberut, plong tingkat yang bertambah rendah sreg basa, dan terpolarisasi letoi. Panjang usus’ berlaku untuk diversifikasi yang ki akbar, memiliki kondisi muatan rendah dan terlampau mudah terpolarisasi.[1] Konsep ini adalah cara menerapkan gagasan tumpangsuh orbital pada kasus kimia tertentu.[2] Teori ini digunakan dalam konteks di mana deskripsi kualitatif, bukan kuantitatif, akan membantu privat mengerti faktor-faktor dominan yang mendorong sifat dan reaksi kimia. Ini terutama terjadi intern kimia logam transisi, di mana banyak percobaan telah dilakukan bikin menentukan bujuk nisbi ligan dan ion besi transisi intern hal kekerasan dan kelembutannya. Teori bersut–basa keras dan lunak pun berfaedah dalam memprediksi produk bermula reaksi metatesis. Pada tahun 2005 ditunjukkan bahwa bahkan sensitivitas dan kinerja bahan peledak dapat dijelaskan berdasarkan teori asam–basa keras dan lunak.[3] Ralph Pearson memperkenalkan mandu asam–basa keras dan panjang hati lega awal 1960-an[4] [5] [6] sebagai upaya lakukan menyatukan kimia reaksi anorganik dan organik.[7] Teori [sunting sunting sumber] Senderut Basa Lega dasarnya, teori menyatakan bahwa bersut kepala dingin bereaksi bertambah cepat dan takhlik kombinasi yang makin abadi dengan basa panjang hati, sedangkan asam keras bereaksi kian cepat dan membuat jalinan yang makin lestari dengan basa keras, semua faktor bukan menjadi setolok.[8] Klasifikasi dalam karya lugu sebagian besar didasarkan pada konstanta kesetimbangan untuk reaksi dua basa Lewis yang bersaing cak bagi satu asam Lewis. Proporsi kecenderungan asam dan basa keras terhadap asam dan basa panjang hati Adat Bersut dan basa keras Senderut dan basa kepala dingin ruji-ruji atom/ion kecil besar tingkat oksidasi tinggi sedikit maupun nol polarisabilitas rendah hierarki elektronegativitas basa tinggi rendah energi HOMO basa[8] [9] minus tataran energi LUMO asam[8] [9] tinggi rendah saja > HOMO basa panjang hati keterikatan kawin ionik kombinasi kovalen Contoh asam dan basa persisten dan lunak Senderut Basa keras lunak persisten lunak Hidronium H3O+ Raksa CH3Hg+, Hg2+, Hg2 2+ Hidroksida OH− Hidrida H− Ferum alkali Li+,Na+,K+ Platinum Pt2+ Alkoksida RO− Tiolat RS− Titanium Ti4+ Paladium Pd2+ Halogen F−,Cl− Halogen I− Kromium Cr3+,Cr6+ Selaka Ag+ Amonia NH3 Fosfina PR3 Boron trifluorida BF3 Borana BH3 Karboksilat CH3COO− Tiosianat SCN− Karbokation R3C+ P-kloranil Karbonat CO3 2− Karbon monoksida CO Lantanida Ln3+ Logam siram M0 Hidrazina Lengkung langit2H4 Benzena C6H6 Torium, Uranium Th4+, U4+ Emas Au+ Kasus perbatasan juga diidentifikasi asam perbatasan adalah trimetilboran, belerang dioksida dan kation fero Fe2+, kobalt Co2+, sesium Cs+, dan timbal Pb2+. Basa perbatasan adalah anilin, piridin, nitrogen N2 dan anion azida, klorida, bromida, nitrat dan sulfat. Secara umum, senderut dan basa berinteraksi dan interaksi yang paling stabil ialah keras-keras karakter ionogenik dan lunak-lunak kepribadian kovalen. Upaya lakukan menghitung kelunakan’ suatu basa terdiri dari menentukan konstanta kesetimbangan bagi kesetimbangan berikut BH + CH 3 Hg + ↽ − − ⇀ H + + CH 3 HgB {\displaystyle {\ce {BH + CH3Hg+ H+ + CH3HgB}}} Kekerasan kimia [sunting sunting sendang] Kekerasan kimia dalam elektron volt Asam Basa Hidrogen H+ ∞ Fluorida F− 7 Aluminium Al3+ Amonia NH3 Litium Li+ Hidrida H− Skandium Sc3+ Karbonium monoksida CO Natrium Na+ Hidroksil OH− Lantanum La3+ Sianida CN− Seng Zn2+ Fosfina PH3 Karbonium dioksida CO2 Nitrit NO2 − Welirang dioksida SO2 Hidrosulfida SH− Iodin I2 Metana CH3 − Grafik 2. Data kekerasan kimia [10] Pada tahun 1983, Pearson bersama dengan Robert Parr memperluas teori senderut–basa persisten dan lunak kualitatif dengan definisi kuantitatif kekerasan kimia η {\displaystyle \eta } yang proporsional dengan manusia kedua energi total sistem kimia dengan mengupas perubahan jumlah elektron pada lingkungan inti yang tetap[10] η = 1 2 2 E N 2 Z {\displaystyle \eta ={\frac {1}{2}}\left{\frac {\partial ^{2}E}{\partial Horizon^{2}}}\right_{Z}} . Faktor secabik enggak tetap dan sering ditinggalkan sesuai catatan Pearson.[11] Definisi operasional untuk kekerasan ilmu pisah diperoleh dengan menerapkan pendekatan perbedaan berhingga [en] untuk khalayak kedua[12] η ≈ E Kaki langit + 1 − 2 E Falak + E Lengkung langit − 1 2 = E T − 1 − E Cakrawala − E Kaki langit − E N + 1 2 = 1 2 I − A {\displaystyle {\begin{aligned}\eta &\approx {\frac {EN+1-2EN+EFalak-1}{2}}\\&={\frac {EN-1-EN-EN-ELengkung langit+1}{2}}\\&={\frac {1}{2}}I-A\end{aligned}}} dengan I yaitu potensial ionisasi dan A ialah afinitas elektron. Pernyataan ini mengimplikasikan bahwa kekerasan ilmu pisah berbanding lurus dengan sela ban [en] sistem kimia, jika terdapat sela. Turunan pertama energi dengan memperhatikan jumlah elektron sama dengan potensial kimia, μ {\displaystyle \mu } , sistem, μ = E N Z {\displaystyle \mu =\left{\frac {\partial E}{\partial Tepi langit}}\right_{Z}} , yang yakni sediakala bersumber definisi operasional untuk potensi kimia diperoleh dari ancangan perbedaan berhingga khalayak orde pertama sebagai μ ≈ E N + 1 − E T − 1 2 = − E Horizon − 1 − E N − E N − E T + 1 2 = − 1 2 I + A {\displaystyle {\begin{aligned}\mu &\approx {\frac {EKaki langit+1-EN-1}{2}}\\&={\frac {-ETepi langit-1-EN-ECakrawala-EN+1}{2}}\\&=-{\frac {1}{2}}I+A\end{aligned}}} yang seperti mana destruktif dari definisi elektronegativitas χ {\displaystyle \chi } pada skala Mulliken μ = − χ {\displaystyle \mu =-\chi } . Hubungan kekerasan dan elektronegativitas Mulliken sebagai berikut 2 η = μ Falak Z ≈ − χ N Z {\displaystyle 2\eta =\left{\frac {\partial \mu }{\partial N}}\right_{Z}\approx -\left{\frac {\partial \chi }{\partial N}}\right_{Z}} , dan privat kondisi ini, kekerasan yakni format resistensi pada deformasi atau perubahan. Demikian lagi nilai nol menunjukkan kelembutan maksimum, di mana kelembutan didefinisikan sebagai antiwirawan dari kekerasan. N domestik antologi ponten kekerasan semata-mata skor anion hidrida yang bertele-tele. Perbedaan lain yang dicatat dalam artikel 1983 orisinil ialah kekerasan Tl3+ yang jelas kian tinggi dibandingkan dengan Tl+. Modifikasi [sunting sunting perigi] Jika interaksi antara asam dan basa dalam larutan menghasilkan suatu campuran kesetimbangan, kurnia interaksi dapat dihitung menunggangi konstanta kesetimbangan. Alternatif penentuaan kuantitatif adalah erotis entalpi pembentukan aduk asam-basa Lewis privat pelarut non-koordinasi. Model ECW adalah model kuantitatif nan menjelaskan dan memprediksi kurnia interaksi asam basa Lewis, -ΔH. Teladan ini menetapkan parameter E dan C kerjakan banyak asam dan basa Lewis. Per asam dikarakterisasi oleh EA dan CA. Masing-masing basa dikarakterisasi dengan cara yang sama yaitu EB dan CB. Parameter E dan C merujuk lega kontribusi elektrostatis dan kovalen terhadap kekuatan ikatan asam dan basa nan akan terbentuk. Persamaannya adalah − Δ H = E A E B + C A C B + W {\displaystyle -\Delta H=E_{A}E_{B}+C_{A}C_{B}+W} W merepresentasikan kontribusi energi setia bakal reaksi asam–basa seperti pada rekahan bersut atau basa dimer. Pertepatan di atas memprediksi pembalikan kemustajaban asam dan basa. Penyajian grafis persamaan tersebut menunjukkan bahwa bukan ada orde tunggal kekuatan basa Lewis atau arti asam Lewis.[13] Model ECW mengakomodasi kegagalan penjelasn indikator distingtif interaksi senderut-basa. Metode tersapu yang mengadopsi formalisme E dan C berpunca Drago dan rekan secara kuantitatif memprediksi konstanta pembentukan cak bagi kompleks banyak ion logam ditambah proton dengan beraneka macam asam Lewis unidentat dalam larutan air, dan lagi memberi wacana tentang faktor-faktor yang mengeset perilaku asam–basa keras dan lunak n domestik larutan.[14] Sistem kuantitatif lain sudah diajukan, di mana kekuatan asam Lewis terhadap fluorida basa Lewis didasarkan lega afinitas fase asap bakal fluorida.[15] Skala kekuatan basa satu parameter adendum telah disajikan.[16] Namun, telah ditunjukkan bahwa lakukan menentukan bujuk keistimewaan basa Lewis maupun kekuatan asam Lewis sekurang-kurangnya harus ki memenungkan dua sifat.[17] Bakal teori bersut–basa persisten dan lunak kualitatif Pearson, kedua sifat tersebut adalah kekerasan dan kekuatan, sedangkan cak bagi model ECW kuantitatif Drago, kedua sifat tersebut bersifat elektrostatik dan kovalen. Aturan Kornblum [sunting sunting sumber] Penerapan teori cemberut–basa keras dan lunak adalah yang disebut kebiasaan Kornblum sesuai nama penemunya Nathan Kornblum yang menyatakan bahwa dalam reaksi dengan nukleofil ambiden nukleofil yang dapat mengupas semenjak dua tempat maupun kian, atom yang lebih elektronegatif bereaksi ketika mekanisme reaksi SKaki langit1 dan yang adv minim elektronegatif intern reaksi SN2. Resan ini ditemukan plong tahun 1954[18] mendahului teori asam–basa keras dan lunak saja dalam istilah asam–basa gigih dan lunakpenjelasannya adalah bahwa dalam reaksi SLengkung langit1 karbokation bersut keras bereaksi dengan basa persisten elektronegativitas hierarki dan bahwa intern reaksi SN2 karbon tetravalen asam sabar bereaksi dengan basa sabar. Menurut temuan, alkilasi elektrofilik pada CN− bebas terjadi secara istimewa plong zat arang, terlepas pecah apakah mekanisme SN1 alias SN2 terlibat dan apakah elektrofil keras atau kepala dingin nan digunakan. Serangan N yang disukai, sama dengan didalilkan buat elektrofil gentur oleh kaidah bersut–basa keras dan lunak, tidak dapat diamati dengan zat alkilasi apa sekali lagi. Senyawa isosiano hanya terbentuk dengan elektrofil yang sangat tanggap nan bereaksi tanpa penghambat aktivasi karena menumpu batas difusi. Dikatakan bahwa deklarasi tentang konstanta laju sewenang-wenang dan lain tentang kekerasan dari mitra reaksi diperlukan untuk memprediksi hasil alkilasi ion sianida.[19] Mentah-baru ini, pengamatan analog dilakukan bakal reaksi anion fenolat dengan karbokation. Farik dengan prediksi yang dibuat oleh aturan Kornblum, perubahan dari mekanisme SN1 ke SHorizon2 lebih menaksir menyerang oksigen daripada karbon.[20] Kritik [sunting sunting sumber] Plong 2011, Herbert Mayr et al. dari Universitas Ludwig Maximilian München LMU menerbitkan ulasan kritis di Angewandte Chemie.[21] Analisis berturut-masuk dari berbagai jenis sistem organik ambiden mengungkapkan bahwa pendekatan yang bertambah jompo berdasarkan kontrol termodinamika/ilmu gerak menggambarkan reaktivitas senyawa organik dengan abstrak, sedangkan prinsip senderut–basa keras dan panjang usus sebenarnya gagal dan harus ditinggalkan internal rasionalisasi reaktivitas ambiden senyawa organik. Lihat sekali lagi [sunting sunting perigi] Reaksi asam-basa Oksofilisitas [en] Mode ECW [en] Pustaka [sunting sunting sumber] ^ Jolly, W. L. 1984. Modern Inorganic Chemistry . New York McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-032760-3. ^ Pearson, Ralph G. 1985. “Absolute electronegativity and absolute hardness of Lewis acids and bases”. Journal of the American Chemical Society. 107 24 6801–6806. doi ISSN 0002-7863. ^ [1] Koch, Acid-Base Interactions in Energetic Materials I. The Hard and Soft Acids and Bases HSAB Principle-Insights to Reactivity and Sensitivity of Energetic Materials, Prop.,Expl.,Pyrotech. 30 2005, 5 ^ Pearson, Ralph G. 1963. “Hard and Soft Acids and Bases”. J. Am. Chem. Soc. 85 22 3533–3539. doi ^ Pearson, Ralph G. 1968. “Hard and soft acids and bases, HSAB, part 1 Fundamental principles”. J. Chem. Educ. 1968 45 581–586. Bibcode1968JChEd..45..581P. doi ^ Pearson, Ralph G. 1968. “Hard and soft acids and bases, HSAB, part II Underlying theories”. J. Chem. Educ. 1968 45 643–648. Bibcode1968JChEd..45..643P. doi ^ [2] R. G. Pearson, Chemical Hardness – Applications From Molecules to Solids, Wiley-VCH, Weinheim, 1997, 198 pp ^ a b c IUPAC, Glossary of terms used in theoretical organic chemistry, accessed 16 Dec 2006. ^ a b Miessler and Tarr “Inorganic Chemistry” 2nd ed. Prentice-Hall 1999, ^ a b Robert G. Parr & Ralph G. Pearson 1983. “Absolute hardness companion parameter to absolute electronegativity”. J. Am. Chem. Soc. 105 26 7512–7516. doi ^ Ralph G. Pearson 2005. “Chemical hardness and density functional theory” PDF. J. Chem. Sci. 117 5 369–377. . doi ^ Delchev, Ya. I.; A. I. Kuleff; J. Maruani; Tz. Mineva; F. Zahariev 2006. Jean-Pierre Julien; Jean Maruani; Didier Mayou, ed. Strutinsky’s shell-correction method in the extended Kohn-Sham scheme application to the ionization potential, electron affinity, electronegativity and chemical hardness of atoms in Recent Advances in the Theory of Chemical and Physical Systems. New York Springer-Verlag. hlm. 159–177. ISBN 978-1-4020-4527-1. ^ Vogel G. C.;Drago, R. S. 1996. “The ECW Hipotetis”. Journal of Chemical Education. 73 8 701–707. Bibcode1996JChEd..73..701V. doi ^ Hancock, R. D.; Martell, A. E. 1989. “Ligand design for the selective complexation of besi ions in aqueous solution”. Chemical Reviews. 89 8 1875–1914. doi ^ Christe, Dixon, McLemore, D.; Wilson, Sheehy, Boatz, 2000. “On a quantitative scale for Lewis acidity and recent progress in polynitrogen chemistry”. Journal of Fluorine Chemistry. 101 2 151–153. doi ISSN 0022-1139. ^ Laurence, C. and Gal, J-F. Lewis Basicity and Affinity Scales, Data and Measurement, Wiley 2010 p 51 ISBN 978-0-470-74957-9 ^ Cramer, R. E., and Bopp, T. Falak. 1977 Great E and C plot. Graphical display of the enthalpies of adduct formation for Lewis acids and bases. Journal of Chemical Education 54 612-613 ^ The Mechanism of the Reaction of Silver Nitrite with Alkyl Halides. The Contrasting Reactions of Silver and Alkali Metal Salts with Alkyl Halides. The Alkylation of Ambident Anions Nathan Kornblum, Robert A. Smiley, Robert K. Blackwood, Don C. Iffland J. Am. Chem. Soc.; 1955; 7723; 6269-6280. doi ^ Tishkov, Alexander A.; Mayr, Herbert 2004. “Ambident Reactivity of the Cyanide Ion A Failure of the HSAB Principle”. Angewandte Chemie International Edition. 44 1 142–145. doi PMID 15599920. ^ Mayer, Robert J.; Breugst, Martin; Hampel, Nathalie; Ofial, Armin R.; Mayr, Herbert 2019-06-26. “Ambident Reactivity of Phenolate Anions Revisited A Quantitative Approach to Phenolate Reactivities”. Journal of Organic Chemistry. doi ^ Mayr, Herbert 2011. “Farewell to the HSAB Treatment of Ambident Reactivity”. Angewandte Chemie International Edition. 50 29 6470–6505. doi PMID 21726020. Uyic.